Paduan Suara Universitas Airlangga (PSUA) kembali meraih prestasi berskala nasional. Hal ini seperti dilaporkan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Paduan Suara Unair, Rabu (5/9) kemarin di ruang kerja Rektor. Untuk itu, ketua UKM Paduan Suara, Achmad Ridho, menyampaikan tropi kejuaraan secara langsung kepada Prof. Fasich. Dari Kompetisi Paduan Suara Nasional yang digelar di Universitas Parahyangan Bandung, tim Unair berhasil menyabet juara III kategori Musica Profana. Saat menghadap Rektor, Achmad Ridho didampingi pembina PSUA, Moh. Jalal, SS., M.Hum dan dua pengurus lainnya. Sedang Rektor Unair, juga hadir bersama Warek I, Prof. Dr. Muhamad Zainuddin, Apt. Dalam laporannya, Achmad Ridho menuturkan, PSUA dalam kompetisi tahun 2007 ini hanya mengikuti dua kategori dari empat kategori yang diperlombakan, yakni pada nomor mucica profana dan populer musica.
Tetapi diluar dugaan, hasil yang dicapai tahun ini lebih baik dari yang diraih dalam kejuaraan yang sama pada tahun lalu. Perlu diketahui, tahun lalu PSUA juga meraih juara III, tetapi ada di nomor popular music. “Disebut lebih baik karena kategori musica profana merupakan nomor paling bergengsi dari perlombaan paduan suara,” kata Ridho yang dibenarkan oleh Jalal. Saat berlaga, PSUA tampil dengan konduktor Yosafat Rannu Leppong. Tahun 2007 ini, PSUA berkekuatan 45 orang. Sedang dua nomor yang tidak diikuti adalah Musica Sucra (lagu-lagu Gerejani) dan Musica Folklore (musik rakyat). Pada nomor populer music, PSUA yang tahun lalu meraih juara III, kali ini harus puas duduk sebagai juara IV, dan juaranya diraih oleh Paduan Suara Paramabira. Sementara untuk juara pada nomor musica profana, diraih oleh Paduan Suara Unpad Bandung. Bersama Moh. Jalal, Ridho menyampaikan, bahwa kompetisi kali ini memang berlangsung lebih ketat dibandingkan tahun sebelumnya. Untuk tahun ini, diikuti 29 tim paduan suara dari berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta, yang tampil dengan formasi terbaiknya. “Seperti tim dari Universitas Maranatha dan Universitas Padjajaran serta tim dari Universitas Paramabira, mereka banyak mendapatkan aplaus. Tampilan mereka memang sangat bagus,” katanya. Dominasi tim-tim asal Bandung ini, ditambahkan oleh Jalal, karena ada dukungan dari sebuah komunitas seni tarik suara. Di Bandung, mereka memang sudah lebih mengakar. Lingkungan dan komunitas anak muda di Bandung pun terlihat lebih akrab dengan paduan suara, dibandingkan dengan anak muda di kota lain. “Terbukti saat ada event kompetisi ini, terlihat tidak pernah sepi dari penonton. Meskipun harus dengan membayar karcis seharga Rp 60 ribu, tetap ramai. Sedang di Surabaya, penontonnya rata-rata ya keluarganya para penyanyi paduan suara itu,” kata Moh Jalal.
Sementara Rektor, tak lupa menyampaikan rasa bangganya dengan keberhasilan PSUA kali ini. “Pak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kemarin juga menyampaikan rasa bangganya dan mengacungi jempol dengan tampilan Anda semua karena memang sangat bagus,” kata Prof. Fasich.
Untuk itu, Rektor berharap di tahun 2008 nanti, PSUA kembali bisa mengadakan pagelaran tunggal, sebagaimana yang dilaksanakan tahun 2007 dengan mengadakan pagelaran “A Passage of Madrigal”. Tujuannya, untuk menjaga konsistensi dan pembinaan.
Komentar Terbaru